Mahasiswa ISBI Ramaikan Rancakalong: KKN Bernuansa Budaya, Edukasi, dan Inovasi Kreatif

 



KBT NEWS ID SUMEDANG – Sebanyak 273 mahasiswa dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung diterjunkan ke Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan semangat menghidupkan budaya lokal, mengedukasi warga, dan memperkuat potensi ekonomi kreatif desa.

Penerimaan para mahasiswa KKN ini berlangsung di Pendopo Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Selasa (22/7/2025), dan dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Aldila. Dalam sambutannya, Wabup Fajar menyambut hangat kolaborasi ini, seraya menyebut Rancakalong sebagai wilayah yang sarat akan nilai budaya yang belum sepenuhnya tergali.

“Ini bukan sekadar KKN, tetapi momentum pelestarian budaya yang nyaris tergerus zaman. Kami harap kehadiran mahasiswa ISBI menjadi energi baru dalam menghidupkan kembali kearifan lokal yang mulai tersisih oleh pengaruh budaya luar,” ujar Wabup.

Ia juga menekankan bahwa mahasiswa tidak hanya diharapkan mengembangkan budaya, namun juga berperan aktif dalam isu sosial seperti edukasi pengelolaan sampah dan pencegahan stunting di desa-desa.

Dari pihak kampus, Rektor ISBI Bandung Retni Dwimarwati mengungkapkan bahwa para peserta KKN akan ditempatkan di sepuluh desa di wilayah Rancakalong, dengan fokus pada pengembangan potensi desa berbasis budaya dan seni.

“Setiap desa kami targetkan memiliki produk unggulan baru, bisa berupa karya seni, mars desa, atau tarian khas. Kali ini, kami bahkan mempersembahkan dua tarian baru untuk Sumedang: Tari Serimpi Kutamaya dan Tari Tresna Sumerah,” jelas Retni.

Tak hanya program berbasis seni, ISBI juga melaksanakan enam riset budaya secara simultan di Sumedang. Penelitian ini meliputi estetika Tari Tayub, ritual tradisional, pengarsipan kuliner khas, hingga pengembangan konsep arsitektur kampus budaya.

Para dosen yang terlibat dalam penelitian ini antara lain Asep Jatnika, Asep Ganjar Wiresna, Yuyun Yuningsih, Riana Safitri, Dinda Saptiupaya, dan Cahya. Kolaborasi akademik ini semakin terasa dengan rencana pengembangan Geotheater Rancakalong, sebuah destinasi wisata budaya yang menyuguhkan pertunjukan drama tari “Hanjuang Kutamaya” yang lahir dari sinergi mahasiswa KKN dan para dosen.

Menariknya, ISBI juga tengah menjajaki pembukaan program studi film di Sumedang serta mengarsipkan karya-karya maestro seni asal Sumedang, Raden Mahyar Angga Kusuma, dalam bentuk digital.

“Ini bagian dari upaya membangun jejak budaya secara berkelanjutan. Kami ingin warisan seni tidak hanya disaksikan, tapi juga bisa ditelusuri kembali oleh generasi mendatang,” tambah Retni.

Di akhir kegiatan, Retni mengingatkan para mahasiswa untuk membaur dan menjadikan masyarakat sebagai mitra utama dalam menjalankan program KKN. “Jangan ragu turun langsung. Dekatkan diri, dengarkan warga, dan jadikan ini pengalaman hidup yang membentuk karakter,” pungkasnya.

Acara penerimaan tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Tuti Ruswati, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nandang Suparman, Camat Rancakalong Cecep Supriatna, serta para kepala desa dari wilayah setempat.

Dengan hadirnya mahasiswa ISBI di Rancakalong, diharapkan bukan hanya kearifan lokal yang bangkit, tetapi juga terbuka peluang ekonomi baru melalui pendekatan seni dan budaya yang lebih kontekstual dan membumi. (red*)