Banjir Kembali Rendam Sindanggalih, Efektivitas Normalisasi Sungai Cimande Jadi Sorotan
KBT NEWS ID CIMANGGUNG — Upaya normalisasi Sungai Cimande menuai kritik. Pasalnya, pekerjaan yang saat ini dilakukan dinilai kurang tepat sasaran dan belum menyentuh titik-titik krusial yang menyebabkan banjir rutin di wilayah tersebut.
Kepala Desa Sindanggalih, Eddy Setiawan, menuturkan bahwa seharusnya pekerjaan normalisasi tidak dimulai dari kawasan Pangsor, melainkan dari wilayah hilir yang masuk ke Kabupaten Bandung. “Kalau normalisasi dimulai dari atas, air dari bawah tidak bisa tertampung. Harusnya dari hilir dulu supaya aliran air lancar,” ujarnya.
Saat ini, proyek normalisasi sedang dilakukan di Sungai Cimande wilayah Cihanjuang. Menurut informasi, pekerjaan tersebut akan memasuki wilayah Desa Sindanggalih dalam waktu empat hari ke depan. Namun warga sudah terlanjur resah karena banjir kembali terjadi akibat tanggul yang meluber pasca jebol beberapa waktu lalu hingga kini belum selesai perbaikan.
Eddy mengungkapkan sebelumnya bahwa tanggul tersebut sempat jebol dan berdampak cukup parah. Puluhan rumah warga tergenang air, terutama di kawasan Pakuluran yang berada di dataran lebih rendah. “Tanggul yang jebol itu panjangnya sembilan meter dengan tinggi tiga meter. Sekarang sedang dalam penanganan BBWS, namun debit air cukup tinggi jika hujan jadi meluber walaupun tanggul tersebut saat ini perbaikanya belum sepenuhnya selesai,” ujarnya.
Selain itu, jembatan yang menghubungkan Desa Sindanggalih dan Desa Sindangpakuon juga disebut sebagai salah satu penyebab banjir. Struktur jembatan dinilai menghambat aliran air saat debit sungai meningkat, sehingga menyebabkan air meluap ke permukiman.
Pemerintah desa berharap, penanganan banjir dilakukan secara menyeluruh dan terstruktur, tidak hanya perbaikan tanggul, tapi juga penataan ulang aliran sungai dan infrastruktur di sekitarnya. “Kami hanya ingin air bisa mengalir dengan baik dan warga tidak lagi dihantui banjir setiap hujan deras turun,” pungkas Eddy. (red*)