Nyaris Celaka di Jalan Longsor, Anggota DPRD Sumedang Kritik Lambannya Kinerja PU

 



KBT NEWS ID SUMEDANG — Jalan Bujil-Sawahdadap di Dusun Bojongkondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, kembali nyaris memakan korban. Anggota DPRD Sumedang dari Fraksi Golkar, Sonia Sugian, hampir mengalami kecelakaan saat melintasi ruas jalan yang terdampak longsor akibat ambruknya tembok penahan tanah (TPT). Insiden ini memantik sorotan tajam terhadap lambannya respon Dinas PUPR Sumedang.

"Saya baru saja meninjau lokasi longsor TPT dan hampir mengalami kecelakaan. Jalan itu sangat sempit, di kanan pejalan kaki, di kiri pengendara motor, sementara sisi kirinya jurang sedalam 4 sampai 5 meter. Kalau saya panik, bisa saja jatuh ke bawah," ungkap Sonia kepada wartawan dengan nada prihatin.Jumat 30 Mei 2025.

TPT yang berada tepat di sisi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Cihanjuang itu roboh setelah diguyur hujan deras. Dampaknya bukan hanya menutup sebagian jalan, tapi juga membuat pengendara berada dalam kondisi rawan celaka, terutama saat malam hari atau saat hujan deras turun kembali.

Ironisnya, kerusakan ini telah berlangsung sejak tiga minggu lalu. Namun hingga kini belum ada upaya serius dari Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk memperbaiki kondisi tersebut. Padahal, bahaya mengintai setiap saat.

"Saya sudah tanyakan langsung ke kepala desa. Katanya pihak PUPR dan BPBD sudah diberi laporan, tapi nyatanya tidak ada tindakan. Kalau seperti ini terus, artinya kita sedang menunggu korban jatuh dulu baru bertindak?" kritik Sonia tajam.

Kondisi jalan yang membahayakan ini menyulut solidaritas dari para anggota DPRD lainnya yang berasal dari Dapil 5. Sonia menyebutkan bahwa mereka siap bergotong royong memperbaiki TPT tersebut menggunakan dana pribadi jika Pemda tak kunjung turun tangan. Para anggota DPRD itu antara lain Asep Kurnia, Lady Puspita (Fraksi Golkar), Riki Kadarsyah (Fraksi PAN), dan Cucu Perawati (Fraksi PDIP).

Ketua RW 10, Dedep, membenarkan bahwa TPT tersebut baru dibangun tahun lalu, namun sudah ambruk akibat kondisi tanah yang labil dan konstruksi yang tampaknya kurang kuat. TPT setinggi 2,8 meter dan sepanjang 15 meter itu kini menjadi penghalang sekaligus ancaman.

“Kami sangat berterima kasih kepada Bu Sonia dan anggota DPRD lainnya yang begitu peduli. Padahal Bu Sonia ini bukan dari dapil sini, tapi punya rasa tanggung jawab yang tinggi,” ujar Dedep.

Menanggapi sorotan itu, Kepala UPTD PUTR Wilayah Pamulihan, Usep Umaran, menyebut pihaknya sudah mengecek kondisi di lapangan dan akan segera mengusulkan perbaikannya. Namun, belum ada kepastian kapan pengerjaan dimulai.

Sayangnya, pernyataan itu terdengar normatif dan tak menjawab pertanyaan paling mendasar: mengapa tiga minggu berlalu tanpa ada aksi?

Kejadian ini semestinya menjadi alarm keras bagi Dinas PUPR. Jalan sempit, jurang menganga, dan rumah warga yang berada di bawah longsoran, adalah kombinasi maut. Ketika infrastruktur publik yang seharusnya kokoh justru menjadi ancaman karena buruknya perencanaan atau pengawasan, maka bukan hanya batu yang longsor tapi juga kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Sudah saatnya Pemda Sumedang, khususnya Dinas PUPR, bekerja lebih dari sekadar “mengusulkan”. Sebab nyawa manusia tidak bisa menunggu dokumen disetujui. (red*)